Praktek kerja industri adalah bagian dari pelaksanaan
kurikulum SMK. Siswa tidak hanya belajar disekolah tetapi juga dikenalkan
dengan dunia kerja. Bahkan, untuk pendidikan kejuruan, diharapkan bisa langsung
nyambung dengan dunia kerja. Soal menyambungnya pendidikan kejuruan itu,
menurut Malik Fadjar, tidak hanya terjadi ketika anak-anak lulus dari Sekolah
Menengah Kejuruan. Anak-anak semestinya sudah bersetuhan dengan dunia usaha dan
dunia industri selama proses pendidikan berlangsung. Masalah nyambungnya dunia
kerja dan SMK, sebenarnya bukan hal yang baru. Paling tidak niatan dan usaha
kearah itu sudah lama dilakukan. Bahkan kalau ditelusuri dalam sejarah
pendidikan kejuruan sebelum kemerdakaan, pendidikan dimulai dengan pendidikan kejuruan
karena untuk mendukung kepentingan penjajah masa itu. Seperti ; sekolah
pertukangan, sekolah kejuruan pertanian, dan kejuruan teknik. Sekolah-sekolah
kejuruan ketika itu memang merupakan pendidikan yang menyiapkan lulusannya
untuk siap bekerja di bidangnya masing-masing. Ide seperti ini pun tetap hidup
hingga kini, konsepnya mulai dari dunia kerja dan berakhir di dunia kerja.
Sebelumnya, ketika Wardiman Djojonegoro menjadi menteri pendidikan dan
kebudayaan punya konsep link and match dan memperkenalkan pendidikan sistem
ganda. Evaluasi dari pelaksanaan prakerin yang baru saja dilaksanakan antara
lain :
1.
Siswa yang hendak prakerin harus siap secara
materi dan mental. Kesiapan ini penting karena prakerin bukan lagi belajar
tetapi terjun langsung dalam rutinitas pekerjaan di dudi yang dipakai. Untuk
itu perlu disiapkan siswa dan siswi yang mampu dengan cepat beradaptasi dengan
lingkungan pekerjaan yang baru. Adaptasi dapat dilakukan jika penguasaan
kompetensi dan mental teruji benar.
2.
Siswa yang hendak prakerin harus memiliki
seperangkat alat untuk menunjang kegiatan dia di tempat prakerin. Peralatan
yang paling mutlak adalah laptop dengan kemampuan multimedia. Untuk itu ke
depan disiapkan betul bahwa setiap anak multimedia harus punya laptop.
3.
Dunia industri dan dunia usaha yang dipakai
harus benar-benar yang bergerak di bidang multimedia. Ini penting karena akan
sia-sia siswa yang prakerin jika pekerjaan yang dijalankan di tempat prakerin
jauh dari kompetensi di sekolah.
4.
Dunia industri dan dunia usaha yang dipakai
prakerin tidak harus perusahaan besar. Industri rumahan yang bergerak di
multimedia ternyata memberi efek pembelajaran yang bagus buat siswa. Di tempat
seperti itu siswa dilibatkan betul dalam setiap pekerjaan. Ini penting untuk
mengasah kemampuan siswa secara maksimal.
5.
Dunia industri dan dunia usaha yang dipakai
prakerin sebisa mungkin memberi jalan kepada siswa untuk bekerja di tempat itu
setelah praktek atau lulus sekolah. Langkah ini untuk meningkatkan keterserapan
siswa yang lulus. Untuk itu tempat praktek yang digunakan sebisa mungkin
menghindari instansi pemerintah atau BUMN. Karena keduanya kesulitan untuk
menyerap tenaga kerja alumnus prakerin karena birokrasi yang panjang.
1 komentar:
ada info....nih....buka saja :
http://www.formulirpkl.blogspot.com/2014/05/info-tempat-prakerin-jurusan-multimedia_23.html
Posting Komentar