Organisasi adalah media untuk mengungkit dan mengembangkan potensi manusia.
Sama halnya dengan sebuah tanaman bunga, tumbuh dan berkembangnya tanaman itu
sangat tergantung pot bunga yang menjadi media pengembangannya. Kalau pot bunga
berisi tanah yang mengandung air dan mineral yang cukup sebagai bahan makanan
bagi tanaman itu, maka tanaman dalam pot itu akan berkembang dengan baik.
Sehubungan dengan peranan yang demikian ini diperlukan pemahaman merancang
organisasi yang mampu mengembangkan seluruh modal manusia yang ada di dalam
organisasi.
Organisasi
harus memiliki budaya dan iklim yang memacu berkembangnya modal manusia.
Berbagai aspek budaya yang diperlukan dalam membangun iklim organisasi yang
baik akan dibicarakan dalam bab-bab berikutnya dari buku ini. Dalam bab ini
pembicaraan hanya difokuskan pada siklus pertumbuhan organisasi
Siklus
Kehidupan Organisasi (Company Life Cycle)
Organisasi sama halnya dengan kehidupan manusia memiliki sebuah siklus mulai
dari lahir, berkembang, dewasa, mundur, dan mati. Siklus kehidupan ini sama
dengan siklus kehidupan sebuah produk (product life cycle). Banyak sekali
perusahaan yang mengalami kemunduran karena dia tidak menyadari bahwa
perusahaan sudah berada dalam kondisi mundur tetapi manajemen perusahaan tidak
menyadari sama sekali kalau kondisi perusahaan sudah berada dalam tahapan
kemunduran.
Pemahaman
terhadap ciri-ciri perilaku organisasi dalam tiap tahapan siklus organisasi
adalah sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh setiap pengelola organisasi.
Dengan demikian pengelola organisasi dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi
di masa depan.
1.
Fase lahir (fase enterpreneurship) adalah fase yang sangat diwarnai oleh sifat
transformasional. Anggota organisasi lebih dimotivasi oleh dorongan idealisme,
mau bekerja, mau berfikir dengan cara berbeda (out of box thinking), inovasi
sangat menonjol, dekat dengan pelanggan, komunikasi ke dalam dan keluar sangat
baik, rasa percaya pada sesama (trust), dan berani mengambil resiko. anggota
organisasi kritis terhadap ancaman dan peluang bisnis yang ada, dan mereka
sangat adaptif pada ancaman dan peluang ini.
2.
Fase berkembang (growth) adalah fase berkembangnya organisasi. Manajemen merasa
banyak hal yang benar sudah mereka lakukan yang menghantar pada sukses
organisasi. Fase ini lebih diwarnai oleh sifat transaksional. Pada fase ini
anggota organisasi bekerja menurut prosedur yang telah ditetapkan Sistim
manajemen Planning Organizing Actuating and Controlling sangat ditekankan. Pada
fase ini peranan pengawasan sangat menonjol. Gaya manajemen lebih menekankan
pada pengawasan yang mengakibatkan bersifat pasif dan menunggu perintah. Rasa
percaya (trust) dan pemberdayaan (empowerment) pada anggota organisasi terasa
berkurang. Kondisi demikian ini menyebabkan inovasi menjadi sangat menurun.
anggota organisasi umumnya hanya meniru sukses produk masa lalu dengan ditambah
beberapa perbaikan. Sukses pada masa ini membuat manajemen dan anggota
organisasi merasa berpuas diri atas kemajuan organisasi.
3.
Fase dewasa (maturity) adalah fase terjadinya penurunan kinerja organisasi.
Sifat transaksional sangat menonjol. anggota organisasi hanya memikirkan kotak
organisasinya sendiri. Terjadi persaingan antar kotak dalam struktur
organisasi. Karena sifat anggota organisasi yang sangat transaksional, maka
setiap ada tambahan kerja dibuat struktur organisasi baru. Akhirnya struktur
organisasi organisasi menjadi besar seperti seekor dinosaurus. Besarnya
organisasi ini tidak diserati oleh suatu integrasi yang utuh. Keputusan dibuat
sangat lambat, dan komunikasi tidak lancar. Dalam kondisi persaingan bisnis
yang semakin tinggi tingkat turbulensinya, kondisi demikian ini akan sangat
membahayakan organisasi.
4.
Fase Kemunduran (decline). Fase ini ditandai oleh menurunnya kinerja
organisasi, lebih rendah kinerjanya dibandingkan dengan fase dewasa. Manajemen
dan anggota organisasi tidak peka melihat ancaman bisnis yang bisa
menghancurkan organisasi. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan untuk melihat
perubahan lingkungan bisnis, dan ketidakmauan untuk melakukan perubahan.
organisasi masih berpegang pada prinsip bisnis yang lama yang sangat tidak
sesuai dengan kondisi masa kini. Akhirnya malapetaka datang. organisasi harus
melakukan tindakan yang memakan banyak korban. Contoh: PT. Timah harus
melakukan poemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 19,000 orang dari sekitar 26
000 anggota organisasinya. Hal ini terjadi karena manajemen sebelumnya tidak
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Turunnya harga Timah dari sekitar
$16.000-$18.000 per metric ton menjadi hanya $6300. Harga tersebut tiddak
mencukupi untuk menutupi biaya operasi.
5.
Fase Kematian (death). Kalau kondisi kemunduran di biarkan terus tanpa ada
tindakan penyelamatan yang efektif, akhirnya organisasi akan mati atau diambil
alih oleh organisasi lain. Contoh organisasi yang mati adalah Ratatex
(organisasi tekstil terbesar tahun 50an dan awal 60an), organisasi minyak
Stanvac yang diambil alih oleh Medco. Raja konglomerat abad ke 19 di Semarang
Oei Tiong Ham.
6.
Fase Kelahiran Kembali (re-birth). Untuk menghindari kemunduran organisasi
harus melakukan perubahan di saat organisasi masih sehat. Sebaiknya perubahan
dilakukan pada fase berkembang dan dewasa. Fase perubahan ini disebut dengan
Fase kelahiran kembali (re-birth). Pada fase ini perilaku manajemen dan anggota
organisasi harus kembali kefase awal kelahiran organisasi. anggota organisasi
harus bersemangat kembali. Peka melihat ancaman dan peluang bisnis, banyak
inovasi, ramah pada pelanggan, dan berani mengambil resiko. Sifat-sifat yang
menonjol pada masa ini adalah sifat transformasional.
0 komentar:
Posting Komentar